Selasa, 07 Februari 2012

TIPS MEMERAH ASI

1. Memerah ASI jangan menunggu payudara terasa penuh dulu baru  memerah ASI. Perahlah ASI setiap 2  jam sekali, setiap si kecil tertidur, dan juga sebelum/setelah menyusui. Lakukan kebiasaan ini minimal pada 14 HARI pertama menjalankan aktifitas memerah ASI. Kemudian setelahnya, tetap lanjutkan/pertahankan dengan memerah ASI setiap 3 Jam sekali dengan durasi 20 menit untuk setiap payudara. untuk menghemat waktu, bunda dapat menggunakan double pump.
Catatan: Memompa  ASI dengan menunggu payudara bengkak tidak jaminan ASI yang keluar lebih banyak  dibandingkan memompa secara teratur. Justru kebiasaan menimbun ASI di payudara secara PERLAHAN NAMUN PASTI akan mengurangi jumlah produksi ASI itu sendiri. Sedangkan memompa secara teratur dapat memanipulasi bahwa ada demand/permintaan yang banyak terhadap ASI sehingga secara PERLAHAN TETAPI PASTI payudara akan memproduksi lebih banyak ASI.


2. Jangan menjadikan hasil perah sebagai patokan bahwa itu merupakan produksi ASI yang sesungguhnya karena sebenarnya rangsangan dari pompa tidak sebanding dengan HISAPAN BAYI secara langsung. Jika bayi yang menghisap, ASI PASTI KELUAR. Walaupun begitu, tetap syukuri berapapun hasil perah yang di dapat, kumpulkan hasilnya dan selalu optimis.
Catatan: Harus tetap dipahami bahwa ASI itu supply by demand. semakin banyak demand/permintaan/rangsangan terhadap payudara, maka semakin banyak supply/produksi ASI. payudara sendiri memerlukan adaptasi 7-14 hari (tahap awal) dalam penambahan demand/rangsangan ini. sehingga dalam tahap awal tersebut jangan melihat hasil perahnya karena tujuan di awal perah adalah menstimulasi dan menambah jumlah rangsangan/permintaan ke paydaraa kemudian hasilnya dapat dilihat setelah tahap awal pemerahan.

3. Setelah payudara diperah, Ibu dapat langsung menggunakan payudaranya untuk menyusui. hal ini akan mengoptimalkan payudara untuk mendapatkan rangsangan/demang yang lebih banyak. menyusui disaat payudara sedang tidak menimbun ASI juga memberi peluang lebih besar kepada bayi untuk  mendapatkan ASI hindmilk (kental) yang lebih banyak, karena ASI hindmilk akan diproduksi saat payudara sedang tidak ada timbunan ASI. ASI hindmilk ini kaya akan lemak essential yg sangat berguna untuk perkembangan otak dan menambah BB bayi.
Catatan: Walaupun payudara terasa kosong, ASI akan tetap diproduksi selama ada hisapan. Jadi Ibu tidak perlu takut menyusui dengan payudara yang lembek.

4. Bagi Ibu yang bekerja di luar rumah, Mulai perah ASI minimal 1 bulan sebelum  mulai masuk kerja.
Catatan: Selalu Ingat bahwa payudara TIDAK PERNAH KOSONG. Berapapun sering dan banyaknya kita memerah dan mengeluarkan ASI, kemudian si kecil langsung menyusu kepada paydara yang telah diperah sebelumnya, ASI akan TETAP KELUAR jika bayi yang menghisap.

5. WAJIB BERPIKIR POSITIF bahwa ASI akan keluar dengan banyak meskipun pada tahap awal (7-14 hari pertama) ASI yg diproduksi belum mengalami peningkatan, tetapi Ibu harus tetap optimis dan berfikir positif.


6. HINDARI penggunaan pompa dengan bola karet karena pompa tsb dapat menyakiti payudara sehingga dapat melemahkan kerja hormon OKSITOSIN. akibatnya, produksi ASI semakin menurun dan banyak pengalaman Ibu menyusui yg mengatakan produksi ASI  BERHENTI akibat pemakaian pompa tsb. Selain itu, pompa dg bola karet juga tidak higienis, berbahan non BPA-free. Jika Ibu ingin memerah dengan menggunakan pompa, pilihlah pompa yang recommended utk memerah ASI, yaitu dari corong langsung masuk ke dalam botol tanpa terkontaminasi udara dari luar. Juga lebih disarankan untuk menggunakan pompa yang mempunyai lapisan silicon di corongnya. Lapisan Silicon ini bisa memijat areola. Seperti yang diketahui, isapan bayi tidak cuma menghisap puting ibu, tetapi terlebih pada menghisap areola ibu untuk merangsang keluarnya ASI. Begitu pula fungsi lapisan silicon ini meniru gerakan lidah bayi menyusu pada ibu.
- Ibu yang memerah dengan menggunakan tangan, PASTIKAN tidak meninggalkan bekas merah/memar di payudara. karena jika ada bekas di payudara, kemungkinan  tehnik memerah masih belum benar dan jika dibiarkan berlanjut, maka dapat merusak kelanjar susu ataupun melemahkan kerja hormon.


Sumber : Bunda Ummu Hasna-Haifa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar