Apa yang dimakan ibu, akan dirasakan pula oleh bayi melalui ASI. Memang
demikian adanya. Namun, ahli laktasi menyarankan untuk tidak perlu
khawatir terhadap cita rasa ASI tersebut, karena tidak 100% sama dengan
makanan - hanya samar-samar - dan hanya bertahan maksimal 8 jam. Yang
lebih penting, jaga pola makan yang sehat dan seimbang selama menyusui.
Variasikan jenis makanan agar kualitas ASI terjaga dan bayi mengenal dan
"mencicipi" berbagai cita rasa makanan. Ini fakta-fakta menyangkut
hubungan makanan-minuman dengan ASI.
Makanan pedas
Konon bayi ikut kepedasan hingga mencret atau diare.
Faktanya belum
ada bukti ilmiah ASI bisa berasa pedas, gara-gara ibu makan bakso
dengan sambal sebelum menyusui. Yang baru diketahui, ASI akan berasa
bakso, tetapi tidak termasuk pedasnya. Tidak benar juga bayi akan
mengalami masalah pencernaan seperti mencret dan diare. Makanan pedas
berisiko terhadap ibu itu sendiri, yaitu mengalami gangguan pencernaan
seperti diare. Masalahnya, jika Anda menderita diare, tentu bisa
memengaruhi kualitas ASI karena diare bisa membuat Anda mengalami
dehidrasi (kekurangan cairan).
Kopi
Konon bunda minum kopi, bayi rewel dan tidak bisa tidur.
Faktanya
ibu menyusui memang sering ragu, gara-gara kandungan kafein. Yang harus
diingat, kafein tidak hanya terdapat pada kopi tapi juga teh, cokelat
dan minuman berkarbonasi. Ruth A. Lawrence, MD, dan Robert M. Lawrence,
MD, penulis buku Breastfeeding: A Guide For the Medical Profession
mengatakan, minum secangkir kopi setiap hari tidak haram, sebab
kandungan kafein yang ditemukan dalam ASI sangat rendah. Hanya saja,
bila minum sampai lebih 6 cangkir sehari, kafein akan berakumulasi di
dalam sistem pencernaan bayi dan dapat membuatnya terjaga plus rewel
(karena susah tidur) serta iritasi pada pencernaannya.
Alkohol
Konon bunda minum alkohol, bayi kecanduan dan mengalami masalah kesehatan.
Faktanya
Ikatan Dokter Anak Amerika Serikat menyebutkan, ibu menyusui yang minum
alkohol dalam jumlah banyak dapat membuat bayi mengantuk, lemah, berat
badan susah naik dan mengurangi reflek pengeluaran ASI pada ibu. Hampir
sama dengan kafein, dampak alkohol pada bayi tergantung pada kadar dan
porsi yang Anda minum. Jika Anda hanya minum 1-2 gelas wine per minggu,
kadar alkohol yang diserap oleh tubuh bayi sangat kecil. Meski demikian,
selagi menyusui, sebaiknya coret minuman beralkohol dari daftar menu
Anda.
Merkuri dalam Sushi
Konon bunda makan sushi dan sashimi, bayi keracunan merkuri.
Faktanya
bahan baku ikan umumnya ikan laut perairan dalam seperti tuna, yang
rentan tercemar merkuri. Merkuri sendiri adalah logam berat yang dapat
masuk ke dalam ASI melalui peredaran darah. Badan Pengawasan Makanan dan
Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) mengatakan, merkuri bisa terakumulasi
di tubuh bayi sejak mereka berada di dalam kandungan akibat Bundanya
mengonsumsi ikan laut dari laut yang tercemar buangan limbah pabrik yang
bermerkuri. Karena itu, FDA mewanti-wanti ibu hamil dan menyusui untuk
tidak mengonsumsi beberapa jenis ikan laut yang dianggap tinggi
kandungan merkurinya, di ataranya; hiu, swordfish, dan sarden.
Gas bikin kembung
Konon ibu makan kol, bayi bisa kembung.
Faktanya
brokoli, kembang kol, kol, durian dan nangka adalah sederet tersangka
penyebab bayi kembung. Memang benar mengandung gas, namun tidak
menyebabkan perut bayi kembung sebab gas tidak bisa masuk ke dalam ASI.
Yang berisiko perut kembung adalah Anda yang menyantapnya.
Pemanis buatan
Konon pemanis buatan seperti aspartam dan sorbitol tidak baik bagi bayi.
Faktanya, Thomas W. Hale, RPh, PhD
penulis buku "Medications and Mother's Milk" mengatakan, meski
aspartam dapat masuk ke dalam ASI, namun kadarnya terlalu rendah untuk
menyebabkan efek samping pada bayi. Sedangkan untuk sorbitol, belum ada
penelitian yang mengatakan bisa memengaruhi kualitas ASI. Pemanis buatan
sorbitol biasanya digunakan pada makanan dan obat-obatan, dan secara
alami zat ini juga ditemukan dalam buah-buahan.
Minuman dingin
Konon minum es atau air dingin membuat ASI dingin.
Faktanya suhu
ASI di dalam payudara akan selalu hangat, yaitu 37ÂșC. Anjuran
mengurangi minuman dingin sebenarnya lebih bertujuan menjaga ibu yang
alergi terhadap dingin, agar tidak terserang gejala alergi seperti batuk
atau asma. Inilah yang dapat mengganggu kegiatan menyusui.
Sumber : ayahbunda.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar