Selasa, 17 Januari 2012

PERAN ASI TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI

ASI  merupakan  satu-satunya  makanan  terbaik  bagi  bayi  sampai  berumur  6 bulan  karena  mempunyai  komposisi  gizi  yang  paling  lengkap  dan  ideal  untuk pertumbuhan  dan  perkembangan  bayi  yang  dapat  memenuhi  kebutuhan  gizi  bayi selama 6 bulan pertama. Rekomendasi pemberian ASI saja yang dikena l dengan ASI eksklusif sampai 6 bulan didasarkan pada bukti ilmiah tercukupinya  kebutuhan bayi dan lebih baiknya pertumbuhan bayi yang mendapat ASI eksklusif serta menurunnya morbiditas  bayi. 
 .
Beberapa  peneliti  menganalisa  perbedaan  kecepatan  pertumbuhan  antara bayi yang disusui dan bayi yang diberi formula selama 1  tahun pertama  dan diamati kemudian.  Birkbeck  (1992)  mengukur  anak  usia  7  tahun  yang  mendapat  ASI sedikitnya 12 minggu dan yang  mendapat formula sejak lahir. Hasilnya  menyatakan bahwa anak yang mendapat ASI lebih tinggi, tetapi secara statistik tidak nyata ketika dikontrol  dengan  berat  lahir,  tinggi  orangtua,  dan  status  sosial  ekonomi.  Selain  itu juga dinyatakan bahwa tidak ada  perbedaan kecepatan pertumbuhan usia 3-12 bulan antara  anak  yang  disusui  sedikitnya  2  bulan  dan  anak  yang  mendapat  formula. Pertumbuhan,  infeksi,  dan  perbedaan  efisiensi  penggunaan  zat  gizi  mempengaruhi kecepatan  penggunaan  zat  gizi  oleh  bayi,  yang  ditentukan  oleh  status  gizi  bayi (WHO,  2002).  Studi-studi  di  beberapa  negara  berkembang  menunjukkan  bahwa penyebab terbesar  defisiensi gizi  dan retardasi pertumbuhan pada  anak  berumur 3 – 15  bulan  adalah  rendahnya  pemberian  ASI  dan  buruknya  pemberian  MPASI (Shrimpton et  al,  2001).  Keunggulan  ASI  yang  be rperan  dalam  pertumbuhan  bayi dilihat dari protein, lemak, elektrolit, enzim, dan hormon dalam ASI.


1. Protein
 Protein ASI dibentuk dalam ribosom pada retikulum endoplasma yang terdiri dari kasein,  alpha laktalbumin dan beta laktoglobulin. Alpha laktalbumin adalah 25 –  30%  dari total  protein ASI yang merupakan  penyedia  terbesar asam amino untuk pertumbuhan bayi. Protein ASI  berkaitan dengan fungsi  tertentu seperti kasein yang membentuk miscellesdengan  kalsium  dan  fosfat yang  merupakan  pengangkut penting  bagi  mineral  tersebut.  Pada  bayi  baru  lahir  (neonatus)  belum  mampu mengelola  protein  dalam  jumlah  besar  seperti  yang  banyak  terdapat  pada  susu formula. Kombinasi  asam  amino  dalam ASI  sangat sesuai  secara  biokimiawi  untuk periode  pertumbuhan  bayi.  


2. Lemak
Lemak  dalam  ASI  berbentuk  gumpalan  yang  terdiri  dari trigliserida  dengan campuran  fosfolipid, kolesterol,  vitamin A, dan  karotenoid.  Trigliserida berasal dari lemak  yang  dimakan  dan  diangkut  dalam  darah  ke  payudara  sebagai  trigliserida dalam  kilomikron.  Susunan  asam  lemak  ASI  tergantung  pada  sumber  lemak  dalam makanan  ibu  dan  keragaman  jumlah  lemak.  Kadar  lemak  juga  tergantung  ada tidaknya cadangan  lemak.  Ibu dengan gizi  kurang  menghasilkan ASI  dengan  ka dari lemak  rendah  dan  asam  lemak  kebanyakan  berantai  pendek,  lemak  ASI  menurun sampai  1  %  tetapi  protein  dan  laktosa  tetap.  Lemak  adalah  bahan  penyusun  yang penting bagi sistem saraf. Asam lemak dalam  ASI memungkinkan bayi memperoleh energi  cukup dan  dapat membentuk  mielin dalam  susunan  saraf. 

.
3. Elektrolit dalam ASI
ASI  mengandung  elektrolit  (natrium,  kalium,  klorida)  sangat  rendah dibanding  susu  sapi  sehingga  tidak  memberatkan  beban  ginjal.  Pada  bayi  yang mendapat  formula  elektrolit  tinggi  akan  mengakibatkan  osmolalitas  plasma  yang tinggi.  Hal  ini  akan membahayakan karena  fungsi ginjal  pada  bayi belum sempurna sehingga  sukar  untuk  diekskresikan.  Pada  bayi  dengan  osmolalitas  plasma  dan natrium  tinggi  bila  demam  atau  diare  ringan  sangat  beresiko  terhadap  dehidrasi hipernatremik.  Selain  itu bayi  yang  osmolalitas  plasma  tinggi  karena  selalu minum beban  larut  yang  berat  akan   sering  merasa  haus  dan  minta  minum.  Apabila  diberi susu  kental  menyebabkan  haus  dan  menginginkan  minum  lagi  dan  seterusnya sehingga  dapat  berakibat  pemberian  kalori  berlebihan  pada  bayi.
   
4. Enzim
Enzim  dalam  ASI  berperan  secara  tidak  langsung  terhadap  pertumbuhan dimana bila fungsi enzim dalam berbagai proses metabolisme tubuh terganggu maka pertumbuhan juga akan terganggu.


5. Hormon
ASI  mengandung  beberapa  hormon dan faktor pertumbuhan.  Hormon  dalam ASI  terdiri  dari  kortisol,  somatostatin,    laktogenik,  oksitosin,  dan  prolaktin.  Faktor pertumbuhan  terdiri  dari  faktor  pertumbuhan  epidermal,  insulin,  laktoferin  dan faktor-faktor  yang  secara  spesifik  berasal  dari  sel  epitel  kelenjar  payudara





Tidak ada komentar:

Posting Komentar